Beranda | Artikel
Bahaya Taqlid dan Membahas Hal Yang Sia-Sia
Senin, 26 Juli 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Bahaya Taqlid dan Membahas Hal Yang Sia-Sia adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 16 Dzulzijjah 1442 H / 26 Juli 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Bahaya Taqlid dan Membahas Hal Yang Sia-Sia

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa iblis menyusup ke dalam aqidah kaum muslimin dari dua jalan, yaitu:

Pertama, taklid buta terhadap nenek moyang dan para pendahulu mereka. Taklid adalah sebuah kejahilan, maka muqallid bukan orang yang alim. Kita dilarang untuk melakukan taqlid buta (mengikuti secara membabi-buta tanpa tahu dasarnya). Berapa banyak keyakinan yang dilatahi oleh kaum muslimin dari nenek moyang yang ternyata itu bertentangan dengan aqidah dan nilai-nilai Islam? Sehingga mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu seolah-olah bagian dari agama. Bahkan ada yang menjunjung tingginya lebih daripada agama.

Kedua, larut dalam membicarakan hal sia-sia yang tidak ada ujung pangkalnya, sehingga mereka tersesat kepada perkara-perkara yang menyimpang dari ajaran Islam. Orang yang tenggelam dalam masalah-masalah seperti ini, terkadang dia tidak tahu kesimpulan yang bisa diambil dari mendalami masalah-masalah seperti itu. Iblis menjerumuskan semua orang yang terjerumus dalam golongan kedua ini kepada kerancuan.

Iblis membuat kerancuan atas orang-orang yang bertaqlid dengan membisikkan bahwa dalil-dalil yang ada tidak jelas dan kebenaran masih samar. Kerancuan adalah kesamaran yang akan melahirkan was-was ataupun keragu-raguan. Sehingga digambarkan seolah-olah taqlid adalah jalan selamat. Sehingga mereka tidak mau tahu dan tidak mau belajar. Kalaupun dibawakan dalil kepadanya maka akan tetap menolak dan dia beralasan dengan apa-apa yang dia dapati dari nenek moyangnya, walaupun orang-orang yang terdaulu tersebut tidak berada diatas ilmu.

Taqlid membinasakan umat Islam

Karena taqlid inilah umat Islam akan binasa seperti binasanya umat-umat terdahulu. Umat Islam juga akan melatahi apa yang dikerjakan umat-umat terdahulu.

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُم شِبْرًا بشبْر، وذراعًا بذراع، حتَّى لو سَلَكُوا جُحْر ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ

“Kamu akan melatahi/mengikuti/bertaqlid kepada umat-umat sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga kalaupun mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu akan mengikutinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Yaitu walaupun yang mereka lakukan itu jelas-jelas salah, kamu tetap akan mengikutinya. Ini terjadi pada orang-orang yang sudah dijalari  oleh virus taqlid, hingga akalnya tidak mampu untuk memahami dan tidak mau digunakan untuk berpikir.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani juga terkena penyakit ini. Mereka taklid kepada nenek moyang, kepada Rabi dan Pendeta mereka. Demikian juga orang-orang Jahiliyah yang mengikuti nenek moyang. Ini terjadi pada umat-umat yang datang lebih dulu dari kita.

Suatu ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat Adi bin Hatim mengenakan kalung salib. Ia sebelumnya adalah Nasrani. Kemudian Nabi menyuruhnya untuk melepas kalung tersebut karena itu adalah simbol agama lain. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membacakan ayat:

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ

Mereka menjadikan rahib-rahib dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan selain Allah.” (QS. At-Taubah[9]: 31)

Maka Adi bin Hatim bertanya kepada Nabi: “Ya Rasulullah, kami dahulu tidak menyembah pendeta-pendeta kami.” Maka Nabi menjelaskan  bahwa maksudnya bukanlah ruku’ dan sujud menyembah Pendeta atau Rabi mereka. Akan tapi Nabi mengatakan kepada Adi bin Hatim:

أَجَلْ , وَلَكِنْ يُحِلُّوْنَ مَا حَرَّمَ اللهُ فَيَسْتَحِلُّونَهُ وَيُحَرِّمُوْنَ عَلَيْهِمْ مَا أَحَلَّ اللهُ فَيُحَرِّمُوْنهُ , فَتِلْكَ عِبَادَتُهُمْ لَهُمْ

“Ya, akan tetapi mereka (Pendeta/Rabi) menghalalkan apa yang Allah haramkan, lalu merekapun ikut menghalalkannya juga. Dan mereka (Pendeta/Rabi) mengharamkan apa yang Allah halalkan, lalu merekapun ikut mengharamkannya juga. Itulah ibadah mereka kepada Pendeta dan Rabi mereka.” (HR. Baihaqi)

Ini yang dilakukan oleh orang-orang yang diperdaya oleh iblis. Mereka akan digiring melalui pintu taqlid buta terhadap nenek moyang ataupun leluhur mereka.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50454-bahaya-taqlid-dan-membahas-hal-yang-sia-sia/